BLOG YANG NGGAK PENTING-PENTING AMAT

Selamat datang buat anda-anda yang tidak sengaja atau menidaksengajakan diri masuk ke sini. Jangan kecewa bila ternyata blog ini nggak penting-penting amat.

Minggu, 24 Februari 2008

New Kamen Rider











Bukan yang ini!






Bukan pula yang ini!







FLY RIDER









nama: Fly Rider

Identitas asli: mblokodot

tinggi/berat: tergantung situasi dan kondisi

Kemampuan:

  1. tidur selama dua hari berturut-turut

  2. nggak mandi selama seminggu penuh tanpa ganti jeroan

Senjata:

  1. antena pencari sinyal yang bisa mencari sinyal musuh dengan bantuan sim card (harus mengaktifkan gprs dan mms dulu).
  2. Fly eyes, mata super yang bisa liat nembus baju cewek
  3. Deadly Gas, bisa mengeluarkan gas mematikan dari bagian belakang tubuh (tau kan maksudnya). Gas ini sudah pernah diuji keampuhannya oleh pertamina sebagai bahan bakar alternatif
  4. Upil Launcher: senjata berbentuk hidung yang mampu memproduksi n nembakin upil sejauh 3 kilometer. senjata ini ciptaan tetangga berhidung besar dengan menggunakan teknologi hidung besar

Kelemahan:

  1. obat serangga
  2. sabun mandi
  3. odol
  4. RUU anti pornografi (karena menampilkan udel yang tidak senonoh dan memakai jeroan tidak pada tempatnya)
UKURAN dan UKURAN






Alkisah di Sabtu sore yang cerah, aku dan Cipluk pergi nonton bioskop. Cipluk baru aja dapet tiket bioskop gratisan dari tempat kerjanya. Aku yang biasanya Cuma nonton layar tancep (maksudnya bener-bener layar yang ditancepin di tanah trus diliat gimana bentuk layarnya, gimana nancepnya, trus bagus nggaknya motif layar yang ditancepin) nggak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku yang tak punya penghasilan ini mana bisa nonton bioskop.

Sesampainya di bioskop, aku dan Cipluk dihadapkan pada pilihan tersulit dalam hidup. Pilihan yang bisa jadi mengubah masa depan kami berdua karena menjadi UKURAN keharmonisan hubungan kami berdua di masa depan. Kami harus milih film apa yang mau kami tonton. Di depan kami terpampang tiga film, ada film horror yang bener-bener nggak penting, film action yang nggak tau penting apa nggak, dan terakhir film komedi yang nggak penting-penting amat tapi bisa bikin ketawa.

Si Cipluk lebih milih nonton film horror yang bener-bener nggak penting itu. Alasannya biar kalo pas nonton dia takut dia bisa meluk aku gitu hehehe. Tapi bagi aku, nonton film horror sama aja nonton diri sendiri lewat cermin. Bener-bener nggak penting!

Aku harus ngambil keputusan. Aku manggil menteri dalam negeri, menteri pertahanan, dan yang terpenting menteri pendidikan nasional buat ngadain rapat dadakan. Setelah rapat yang alot didapat kesimpulan:



Mengingat:



  1. Tiket bioskop gratisan adalah hal yang langka dan kemunculannya tidak bisa diprediksi.

  2. Mendapatkan tiket itu melalui perjuangan tak kenal lelah melawan penjajah selama tiga setengah abad.


Menimbang:


  1. Film horror adalah film yang sangat tidak berprikehantuan karena memaksa hantu-hantu buat maen film.

  2. Film action adalah film yang tidak baek ditonton oleh manusia cinta damai seperti aku.

  3. Film komedi adalah film yang sangat baik bagi kesehatan jiwa karena bisa mempercepat penggilaan ( berasal dari kata dasar gila, mendapat imbuhan pe(nasal)-an, sehingga mempunyai arti proses menjadi gila) seseorang.


Memutuskan:

Demi stabilitas kondisi kejiwaan, dinyatakan film komedi sebagai film yang wajib ditonton. Pihak-pihak yang tidak menyetujui (baca: Cipluk) bisa mengajukan protes tetapi tidak akan mengubah keputusan yang sudah diambil.







Keputusan ini mulai berlaku pada hari dan jam diputuskannya.
Kota Bengawan, 23 Februari 2007 pukul 17.05
Atas nama orang-orang yang nggak penting-penting amat




Mblokodot minus Cipluk





Aku menang, kami nonton film komedi. Film yang mau kami tonton judulnya “ XL (Extra Large)”. Tag line-nya “antara aku, kamu, dan MAK EROT” udah bisa jadi UKURAN buat aku jadi penasaran. Bayangin, Mak Erot yang notabene idola lelaki sejagat maen film! Konon katanya orang-orang penting kayak Goerge W. Bush, Albert Einsten, sampe Christopher Colombus udah pernah berobat di situ. Kalau anda-anda pernah liat film Borat, nah…. Si aktor yang meranin Borat (sori aku lupa namanya, abis namanya susah) itu adalah bukti kesaktian Mak Erot. “UKURANnya”di film itu gede banget. Tetanggaku juga pernah berobat ke Mak Erot. Waktu itu, tetanggaku dikasih ramuan ma Mak Erot. Ramuan itu buat diolesin di daerah kepriaan (semacam daerah kewanitaan tapi buat pria). Di rumah, pas waktu mo ngolesin ramuan itu di daerah kepriaannya, sang tetanggaku ini dengan tanpa rasa bersalah menidaksengajakan diri kesandung dan jatuh. Ramuan yang dibawanya tumpah dan mengenai wajah sang tetanggaku itu. Memang pada akhirnya, ramuan itu berhasil ngegedein “UKURAN” tapi bukan daerah kepriaannya melainkan HIDUNGNYA. Bila anda-anda ingin yang besar, panjang, dan tahan lama hubungilah tetanggaku. Percayalah, Dia bisa memuaskan anda-anda semua dengan… HIDUNGNYA (maaf ya tetanggaku yang baik….dan berhidung besar hehehe).

Si Cipluk ngedumel terus di dalam bioskop. Katanya aku ini lelaki mesum, noda hitam dalam keluarga, perusak generasi muda, bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla! Tapi ternyata pas dia liat tu film malah dia yang lebih banyak cekikikan. Huh nggak malu ama omongan sendiri!

Aku sebenarnya maklum kalo Cipluk sewot ma tu film. Cipluk yang dari kecil udah “putih” pasti nggak terbiasa dan nganggep tema ngegedein “UKURAN”yang ditawarin “XL (Extra Large)” itu terlalu vulgar, erotis, dan sadis. Tapi, bagi aku yang udah “abu-abu”, hidup berkalang dosa, dan udah sering bernafas dalam lumpur (terutama saat nyemplung dalam got) tema kayak gitu aku anggap biasa aja. Malahan, kalo temen-temenku yang udah masuk ranah “hitam” nonton tu film pasti mereka nganggep tema film itu nggak ada apa-apanya. Mereka pasti nganggep tu film nggak selevel ma “Tarzan X”, “Bandung Lautan Asmara”, “Solo Lautan Asmara”(baru mo tayang dengan pemeran utama berinisial MBL, sekarang filmnya masih dalam proses sensor), dan “My Erotic Grand Ma”(walah-walah nggilani banget).

Sebenarnya film itu nggak penting-penting amat. Malah aku agak kecewa karena ternyata film itu nggak seratus persen komedi (ada unsur dramanya), lagipula idolaku Mak Erot nggak tampil di film itu. Tapi kekecewaanku sedikit terobati dengan kemunculan Sarah Sechan yang berperan sebagai keturunan Mak Erot bernama MAK SIAT. UKURAN kreatifitas si pembuat film dapat dilihat dari pemberian nama pada tokoh ini. Aku salut ma Sarah, dia bisa meranin tokoh itu dengan baik, mungkin memang bakat alamnya. Pemain-pemain laen juga maen baek dan pantes dapat CITRA…body lotion.

Film ini bercerita tentang seorang cowok (Jamie Aditya) yang karena suatu keadaan yang rumit harus menikah ma cewek maniak (Dewi Sandra). Cewek itu nuntut si cowok buat bisa muasin hasratnya setiap saat. Si Cowok bingung karena “UKURANnya” yang kecil nggak mungkin bisa muasin Si Cewek. Oleh karena itu, dia dibantu teman-temannya bekerja keras membanting tulang mencari cara ngegedein “UKURAN”.

Menurutku, UKURAN Film yang berhasil bisa dilihat dari bisa tidaknya film itu ngebuat penontonnya mikir tentang pesen-pesen yang mo disampein ma si pembuat film itu. Contohnya sebagai berikut.

  1. Film drama dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir lebih dalem tentang makna kehidupan.

  2. Film horror dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir-mikir dulu buat pulang lewat kuburan ato di rumah sendirian malam-malam.
  3. Film bokep dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir bahwa dia adalah calon kuat kandidat penghuni penjara karena kasus perkosaan.

  4. Film percintaan remaja dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir betapa begonya dia mo nonton film kayak gitu, hehehe.


Film ini aku anggap berhasil karena bisa bikin aku mikir. Setelah nonton film ini, aku jadi mikir betapa pentingnya “UKURAN” bagi seorang cowok. Pentingnya “UKURAN” bagi cowok sama pentingnya dengan mahkota bagi seorang raja, sabuk WWE Heavy Weight Champion bagi John Cena, pedang mata terbalik bagi Kenshin Himura, menjadi Hokage bagi Naruto, ato menjadi khalifah pengganti sang khalifah bagi Iznogoud (Udah pernah baca komiknya belum?). “UKURAN” itu jadi simbol kejantanan. “UKURAN” bisa jadi sebab retaknya hubungan antara suami istri. Bayangin, vital banget bukan?

Aku nebak banyak cowok yang punya pikiran kayak aku. Tapi apa semua cowok mikir gitu ya? Apa kalo “UKURAN” udah besar, cowok jadi perkasa? Gimana kalo “UKURAN” besar tapi nggak tahan lama? Trus, apakah cewek-cewek juga pada mentingin hal kayak gitu? Apa keharmonisan rumah tangga cuma ditentuin ama itu doang? APA INIII… APA ITUUUUUU……….?

Aku terus sampe pada satu kesimpulan. “UKURAN” emang penting bagi cowok tapi nggak penting-penting amat. Banyak hal yang lebih penting dari “UKURAN” misalnya otak, skill, ability, dan tanggung jawab (sayangnya aku nggak punya itu semua hik..hik..hik).

Bagi anda-anda (baik cewek ato cowok) yang masih menganggap “UKURAN” itu amat sangat penting sekali, anda jangan merasa bersalah. Anda cuma berpotensi jadi maniak. Bagi anda-anda (cowok) yang merasa “UKURAN” anda terlau kecil janganlah berkecil hati (udah “UKURANnya” kecil, hatinya kecil, parah amat?) masih ada setitik harapan (cuma setitik lho, jangan berharap terlalu banyak). MAK EROT selalu ada untuk anda. Lagipula sekarang kan banyak barang komplementer yang bisa ngegantiin “Adek” anda. Barang kayak gitu banyak dijual lewat internet.

Film pun bubar, aku jadi nggak gitu konsen ma tu film karena kebanyakan mikir. Kami pun keluar menyongsong masa depan. Aku pergi ke parkiran, kuambil motor lalu kuboncengin Cipluk. Kami keliling kota Bengawan sampe akhirnya kutambatkan motorku di sebuah pasar Malam. Di Pasar Malam itulah akhirnya dengan sangat terpaksa kukeluarkan modal dari dompetku untuk menghidupi Si Cipluk di pasar Malam (merananya dompetku). Uangku untuk hidup sebulan habislah sudah (merananya hatiku).



Demikianlah sebuah cerita tentang “UKURAN”. Viva Mak Erot!
Berdasarkan kisah nyata,







Mblokodot




Alasan aku nulis ini karena tulisan ini nggak penting-penting amat
Mudah-mudahan aja Cipluk nggak baca tulisan ini

Kumpulan Puisi yang Nggak Penting-penting Amat



Waktu aku buka-buka my document di PC-ku aku nemuin puisi yang pernah aku bikin beberapa tahun yang lampau. Aku suka banget puisi ini. Puisi ini aku tulis setelah aku puasa mutih, cuma makan nasi putih (pake lauk telur, ayam, tahu, dan tempe) selama empat puluh hari. Dari puasa itu aku mendapat pencerahan (pada siang hari) dan penggelapan (pada malam hari). Puisi ini adalah titik puncak pemikiranku tentang memaknai kehidupan (walah-walah).



ANU


Apa anu itu?
Siapa anu itu?
Kapan anu itu?
Di mana anu itu?
Mengapa anu itu?
Bagaimana anu itu?



Anu adalah bagaimana
Anu adalah mengapa
Anu adalah di mana
Anu adalah kapan
Anu adalah siapa
Anu adalah apa



Anu adalah anu………….


1 Oktober 2005


Puisi ini berawal dari pertanyaan duluan mana ayam atau telur. Tuhan Yang Maha Sempurna sudah menciptakan kita dengan akal sehingga kita bisa membuat sebuah pertanyaan. Tapi karena Kemahasempurnaan Tuhan pula ada pertanyaan yang nggak mungkin bisa dijawab oleh akal kita yang maha terbatas ini.



Ada saatnya sebuah pertanyaan itu tidak memiliki jawaban yang pasti, sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru yang lama kelamaan makin kompleks dan kita semakin sulit menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa jawaban dari pertanyaan itu adalah pertanyaan itu sendiri.



Ya ampun……….. maafkan kekhilafanku yang mendadak jadi serius ini.
Di bawah ini kumpulan puisi nggak penting-penting amat yang jadio sampah di hard disk-ku. Puisi yang ditampilin di sini cuma sepersekian dari puisi di hard disk-ku. Puisi ini puisi-puisi lama karena aku udah jarang bikin puisi, maklum aku baru aja kelar ujian skripsi. Sekarang setelah skripsiku selesai mungkin aku punya banyak waktu buat bikin puisi. Tapi kalau aku bikin puisi kasian Si Cipluk nggak pernah diapelin, hehehe.





BAHAGIA



Salami, salami langit
Gali, gali rahasianya
Kubur, kubur dalam ingatan



Kami ingin hidup
Beri kami waktu
Barang satu menit saja



26 Mei 2006 di Mekar




MAAF


Maaf terlambat aku sadari
Gejolak emosi tak terkendali
Dalam hati seakan mati



Maaf, masihkah ada
Kesempatan untuk bermula
Dan berakhir bersama-sama



Maaf, izinkan aku
Merasuki kalbumu
Untuk mengerti kamu



26 Mei 2006 di Mekar




Pelayaranku




Seorang pemetik teh yang sudah renta
Menapakkan kakinya
Untuk pertama kali dalam hidupnya
Di sebuah hamparan berpasir putih
Bibir pantai yang menggoda
Dengan buih air laut seolah mengecup
Hasratnya setelah penantian panjang
Ombak mulai membasahi kakinya
Yang dulu terbiasa mendaki bebukitan



Diseretnya perahu buatannya
Terbuat dari peti mati yang sangat kokoh
Dibawanya menuju ke tengah laut
Didayunglah perahu itu
Menggunakan nisan bertuliskan namanya
Sambil sesekali menengadah ke langit
Menghapus kebimbangannya
Walau sungguh, bimbang itu tetap ada
Menggerogoti otaknya yang tua dan jenuh



Diarunginya keganasan badai
Seolah anak kecil sedang riang bermain-main
Di baskom mandi ditemani bebek karetnya



Dia berpuisi…..



Aku tak lagi aku
Jiwaku tak lagi jiwaku
Ragaku tak lagi ragaku


(maaf bait ini aku sensor karena tidak baik buat kesehatan)



Tawa tak lagi tawa,
Lagi menangis


Tangis tak lagi tangis,
Lagi tertawa



Kesadarannya berada di titik terendah
Saat dia berlabuh
Di sebuah pulau tropis di antah berantah
Dia tambatkan peti itu
Dia tertawa puas
Kemudian dia memejamkan matanya dan berdoa,
Berdoa untuk terakhir kalinya



Dalam doanya ia berteriak



Tuhan apakah yang aku lakukan benar……….?



Dia kemudian tertidur
Dan memimpikan dirinya sendiri
Sedang memetik teh sebagaimana biasanya



21 Mei 2006



Kawan



Banyak yang tak kutahu darimu
Banyak rahasia yang tak kau ungkap



Dalam gelapmu yang menyembul
Di antara mentarimu
Yang selama ini kulihat



Kasihilah dirimu sendiri
Seperti kamu kasihi orang lain
Jangan lupakan dirimu
Karna dirimu adalah harta bapak ibumu



Itu pesanku untukmu
Tak mau kusampaikan pesan ini
Aku bukan hakim



(untuk seorang kawan)


30 Maret 2005

Kamis, 21 Februari 2008

BALADA CINTA SANG PENCARI CINTA

Inilah sebuah kisah tentang perjuangan sesosok anak manusia yang berjuang mencari arti di dalam kehidupannya. Kisah ini adalah kisah paling dramatis yang bisa mengharu biru perasaan pembacanya. Kisah ini penuh dengan tetesan air mata Marilah kita sambut: BALADA CINTA SANG PENCARI CINTA!


Perlu diingat, kisah ini adalah kisah sedih yang bisa meneteskan air mata, maka ada baiknya bacalah petunjuk di bawah ini agar anda bisa lebih menghayati cerita ini.


PETUNJUK MEMBACA:

  • Bacalah kisah ini sambil mengiris bawang merah! Jadi anda bisa menangis saat membaca. Bila itu tidak berhasil membuat anda menangis, culekin aja bawang merah itu ke mata anda, niscaya anda pasti menangis.
  • Bacalah sambil mengingat kisah sedih yang pernah dialami, misalnya saat anjing anda mati karena rabies atau saat anda ditolak calon mertua karena wajah anda tidak setampan Roger Danuarta dan kantong anda tidak setebal Tukul Arwana.
  • Carilah tempat yang tepat untuk membaca! Anda bisa pergi ke rumah ibu tirinya Cinderela, mengaku kalau anda adalah Cinderela yang mukanya berubah karena sihir, kemudian bacalah kisah ini di sana. Niscaya anda akan lebih memahami bagaimana kejamnya dunia ini (paham kan maksudnya?).

BALADA CINTA SANG PENCARI CINTA

Aku adalah seorang pencari cinta, tapi aku bukan Arjuna. Arjuna bisa dengan mudah mencari cinta dengan kegantengannya, sedangkan aku Cuma bisa mengharap keajaiban dunia buat dapetin setitik cinta. Perjuanganku mencari cinta mulai aku lakuin saat aku masih SD dan masih ingusan (cerita ini pernah difilmkan dengan judul “Anak Ingusan”). Dulu aku pernah ngerasain yang kata orang namanya cinta monyet. Aku betul-betul tau rasanya cinta ma monyet.dan kisahku berjalan setragis wajah monyet. Kalian tentu tahu sebabnya kan? Kisah ini udah sedikit aku critain sebelumnya

Perjalanan cintaku gak pernah berjalan mulus dari SD, SMP, sampe SMA, bahkan waktu kuliah. Pas aku udah kuliah mulai timbul gejolak hasrat yang meletup-letup dalam jiwa. Dalam hatiku muncul keinginan kuat buat dapet cewek. Aku bertualang hingga ke tempat-tempat terpencil di dunia. Kucari cinta di gunung Himalaya, dasar samudra, dan ruang angkasa. Cinta di manakah engkau berada?

Pernah aku ikut ndaftar acara Kontak Jodoh yang ditayangin di SCTV. Alesan aku ikut acara ini karena pembawa acaranya (Wendi Cagur) aja bisa dapet pacar yang cantik. Mungkin kalo aku ikut aku bisa seberuntung dia. Tapi pas aku daftar, aku ditolak mentah-mentah alasannya ”Maaf kami tidak menerima peserta selain manusia”. Benar-benar diskriminasi! Apakah makhluk macam aku nggak boleh kenal cinta? Pupuslah harapanku.

Aku tidak menyerah, aku masih tetep optimis. Kali ini aku pergi ke Jurug (bagi yang tidak tahu, Jurug adalah tempat paling tepat untuk mencari jodoh bagi manusia-manusia yang putus asa). Aku berkeliling di sana, tapi gak kutemui satu cewek pun yang sesuai dengan kriteriaku. Emang sih di sana cewek-ceweknya banyak yang eksotis, tapi aku nggak begitu suka. Bagiku mereka terlalu BERBULU dan pergaulannya terlalu bebas. Masak mereka dengan santainya bugil di depan umum. Ihh ogah deh. Ada satu cewek yang aku suka, tapi kok ekornya terlalu panjang. Ada lagi cewek yang aku suka, tapi sukannya poliandri ma temen-temen sekandang.

Sudah saatnya untuk putus asa, segala cara udah aku tempuh tapi nggak ada guna. Pernah terpikir buat terjun jadi waria aja tapi nggak jadi karena takut operasi kelamin. Pernah juga terpikir terjun ke dalam derasnya aliran Bengawan Solo tapi nggak jadi juga karena airnya kotor, takut badan gatal-gatal.

Tapi pada akhirnya, pencarianku berakhir juga saat aku bertemu dengan temanku waktu SMA dulu. Sebut saja namanya Cipluk. Dia keliatan manis sekali nggak asin kayak waktu SMA dulu. Parahnya lagi, ternyata dia dengan khilafnya menerima cintaku. Oh dunia memang mau kiamat.







Mulanya biasa saja, kita saling bercanda. Lama-lama tumbuh cinta antara kita. Setelah masa PDKT selama seratus lima belas tahun akhirnya kuberanikan diri buat nembak juga. Nggak cukup dengan pistol, aku nyiapin rocket launcher buat nembak dia. Waktu yang kunantikan sudah tiba. Saatnya bertemu si dia. Kusiapkan rocket launcherku kutempelkan ujungnya di kepala Cipluk lalu aku berkata “ aku sayang kamu, kamu sayang nggak ma aku n mau nggak jadi pacar aku?”. Dia menjawab dengan terbata-bata “iii….iiya” (ya iyaa laaah, orang ditodong ama rocket launcher).

Awalnya kehidupanku ama dia bagaikan di surga. Cipluk seperti punya peran ganda. Dia tidak hanya bisa berperan sebagai pacar tapi juga sebagai ibu (maklum, usianya sudah tante-tante). Dia bisa ngertiin aku, ngemong aku. Pokoknya asyik deh.

Tapi ternyata percintaanku dengannya adalah awal dari penderitaanku yang sebenarnya. Dia yang selama ini aku kira berperan ganda ternyata juga berkepribadian ganda. Satu waktu dia bisa sangat manja, minta dibelai, disayang, tapi di waktu lain dia menjadi Tante-tante Super Sewot yang sadisnya melebihi penjagal sapi.Tapi anehnya aku betah deket-deket dia meskipun siksaan selalu ada.Tetap kujalani.















Sulit dibayangkan bila cewek di dua gambar ini adalah cewek yang sama

Buat Cipluk yang mungkin secara tidak sengaja atau menidaksengajakan diri baca tulisan ini, aku ingin kamu tahu aku masih pegang komitmen kita. Dan ingat! REPELITA (rencana pembangunan lima tahun) kita masih tetap berjalan! Tetaplah menderita bersamaku.

Siapakah aku ini? Akulah Pencari Cinta yang nggak penting-penting amat.

Alasan aku nulis ini karena tulisan ini nggak penting-penting amat

ILANGNYA JAS UJAN YANG NGGAK PENTING-PENTING AMAT




Beberapa minggu lalu ada yang nyuri jas ujanku. Jas ujan itu aku taruh di depan rumah karena emang masih basah. Waktu aku mau ambil, aku kaget jas ujannya udah nggak ada. Aku cari di kolong-kolong gak ketemu. Aku cari di mana-mana nggak ketemu. Terakhir, aku nyari di lobang idung tetanggaku yang segede baskom (siapa tau nyempil di sela-sela upil), tapi tetep gak ketemu.


Aku nggak tau apa yang mau maling itu lakuin ama itu jas. Apa si maling nggak bisa maling barang yang lebih bonafit lagi ya? Kata orang-orang dulu, kita nggak boleh memilih-milih makanan (baca: barang malingan). Mungin prinsip ini yang diterapkan ama si maling.


Aku bener-bener kesel ma tu maling. Jasnya sih emang nggak penting-penting amat, tapi fungsi jasnya itu lho. Jas itu baru aku beli buat mesra-mesraan ma cewekku. Kan enak bisa naek motor ujan-ujan sambil dipeluk ma cewek bahenol yang sembunyi dibalik jas ujan. Kenikmatannya tiada tara, uenake puolll, MAK NYUUS! Baru ngrasain sekali, eeeh… mak bedunduk jasnya udah raib bin ilang. Sekarang, naek motor ujan-ujan sambil dipeluk ma cewek bahenol yang sembunyi di bawah jas ujan tinggallah kenangan belaka. Hampa hidupku.


Mungkin anda-anda pikir aku bisa beli jas ujan yang baru, tapi aku hanyalah calon mantan mahasiswa yang tidak mempunyai harta benda di dunia yang fana ini. Aku masih mengharapkan belas kasihan ortu dan beberapa orang khilaf buat sekedar menyambung hidup. Duit subsidi ortu cuma bisa buat makan, minum, sekolah (sampe sarjana) , beli bensin (plus motornya), maen internet, nyumbang kawinan temen (kadang-kadang), dan foya-foya. Mana cukup buat beli jas ujan?


Buat maling-maling yang secara tidak sengaja atau menidaksengajakan diri membaca tulisan ini, Insyaflah! Kembalilah pada jalan hidupmu sebagai maling professional! Ingatlah bahwa di dunia ini masih banyak, banyak, banyak, dan banyak barang yang bisa kamu maling. Janganlah lagi kamu me-maling jas ujan. Jas ujan itu mungkin sangat vital fungsinya bagi pemiliknya.


Buat anda-anda yang secara tidak sengaja atau menidaksengajakan diri membaca tulisan ini, ingatlah baik-baik! Rawatlah jas ujanmu dengan baik! Kau tidak akan pernah mengerti betapa berartiya jas ujan itu sebelum kehilangannya


Inilah puisi yang aku buat untuk mengenang jas ujanku


Jas hujan

Kau naungi tubuhku

Kau lindungi aku

Dari tajamnya butiran hujan

Yang menusuk tajam


Jas hujan bilakah kau tahu

Aku merindukanmu

Menemani hidupku

Sampai masa tuaku


Meskipun sesaat

Kenangan indah

Tak kan terlupa


Slamat jalan bagimu

Semoga bahagia hidupmu

Di sisi pe-malingmu

Kenapa aku nulis ini? Karena tulisan ini nggak penting-penting amat

Minggu, 17 Februari 2008

NGGAK PENTING-PENTING AMAT


slamat datang buat anda-anda yang secara tidak sengaja atau menidaksengajakan diri masuk ke sini. Aku yakin kalian ke sini karena dua alasan tersebut karena blog ini gak penting-penting amat.
Aku bingung mo nulis apa tapi kalo gak nulis ngapain juga aku susah2 bikin blog. Yah karena blog ini blog yang nggak penting-penting amat, jadi untuk pertama aku mo nulis sedikit tentang aku yang juga nggak penting-penting amat. Aku lahir di sebuah desa yang nggak penting-penting amat tapi dilahirkan seorang wanita yang amat-amat penting bagi aku(meskipun bagi kalian nggak penting-penting amat. Wanita itu aku sebut ibu ( bisa juga disebut mother, mama, simbok, bunda, umi, dll. apapun sebutannya gak penting-penting amat). Waktu aku kecil katanya aku tu nggak lucu-lucu amat

Kira-kira beginilah aku waktu bayi


Masa SDku adalah masa yang nggak penting-penting amat. Meski begitu, sulit sekali ngelupain masa-masa itu. Masa-masa itulah pertama kali aku mengenal cinta monyet. Monyet yang aku cintai itu cantik banget kayak monyet dari khayangan. Sayangnya dia cuma “MONYET”. Menurut ahli biologi monyet dengan kuda nil tidak mungkin bersatu.


Kalau bersatu, mereka tidak mungkin punya keturunan. Jika pun mereka bisa punya keturunan, keturunan mereka pastilah monyet nil. Satu lagi alasan kenapa monyet dan kuda nil tidak bisa bersatu adalah karena monyet sama sekali tidak cinta ama kuda nil.


beginilah jadinya aku waktu SD


Waktu berlalu, tanpa terasa aku sudah menginjak SMP. Menginjak SMP mirip rasanya dengan menginjak eek kucing (tapi sambil nemu duit). Nggak buruk-buruk amat sih, tapi juga nggak penting-penting amat. Banyak suka duka (aku lebih suka nyebut dengan duka suka) kualami.


Sama kayak anak-anak SMP laen, aku sekolah dan mengalami penindasan dari pejajah (baca: kakak kelas). Pemalakan demi pemalakan aku alami. Aku diberi jatah ortu lima ratus tapi dipalak seribu lima ratus. Darimana aku dapatkan seribu sisanya? Jelas dengan malakin adek kelas dong! Maunya sih begitu, tapi apalah daya, adek-adek kelasku anti terhadap pemalakan (maksudnya mereka anti dipalak tapi rajin memalak). Akhirnya kulalui masa SMPku dengan dipalak kakak dan adek kelas.


Kejadian tak terlupakan waktu aku SMP adalah waktu aku jajan di kantin dengan restleting celanaku kebuka. Waktu aku itu semua ketawa ngeliat CD ku yang merah menyala di balik celana (masih untung aku pake CD). Tapi aku heran kenapa cewek-cewek nggak ada yang nafsu liat restleting yang kebuka. Karena aku penasaran, aku Tanya ma seorang cewek yang kuanggap paling cantik di sekolah. Beginilah kira-kira dialogku ma cewek itu.


Aku ; Kamu liat nggak tadi restletingku kebuka?

Cewek itu : Liat

Aku : Kok kamu nggak nafsu?

Cewek itu : Karena yang dibalik celanamu itu nggak

penting-penting amat, aku dah sering liat.

Aku : O ya? Kamu sering liat punya siapa?

Cewek itu : Punyaku sendiri dong

Aku : Haah…?



BAgaimana aku dan gumpalan lemak bersatu waktu SMP


Masa SMA adalah masa keemasan bagi aku yang nggak penting-penting amat ini. Masa-masa di mana berat badanku turun drastis (o ya, aku lupa ngasih tau kalo semenjak SD aku bersetubuh dengan lemak dan waktu aku smp, persetubuhanku dengan lemak mencapai klimaks. Dulu awalnya, Aku yang berlemak tapi lama-kelamaan jadi lemak yang ber-aku). Kini Bodiku ramping n tinggi semampai meskipun nggak kenceng. Hormon-hormon kegantengan mulai tumbuh subur di mukaku. Wuii..h kambing aja kalah gantengnya ma aku. Tapi tetep aja nggak ada satu cewek pun yang mau jadi pujaan hatiku. Ngelirik aja ogah. Tanya kenapa?


Badai pasti berlalu

Badai pasti berlalu

Badai pasti berlalu

Uooo…o pasti berlalu

Tapi kapan?






beginilah kegantenganku waktu SMA


Lulus SMA aku ngelanjutin idup di tingkat universitas. Aku menimba ilmu di fakultas keguruan di sebuah universitas yang katanya Jon Koplo dan Tom Gembus paling TOP MARKOTOP di kota Bengawan (emang kota bengawan itu mana sih? Kok aku cari di peta nggak nemu?). Aku punya alasan kuat kenapa aku milih kuliah di fak. Keguruan.


  • Alasan idealis (baca: alasan bohong): Aku ingin mengabdikan hidupku, jiwa, dan ragaku buat mencerdaskan anak bangsa. Aku ingin dari tanganku lahir generasi penerus bangsa yang cerdas dan mampu memimpin negeri ini. Aku ingin dari pemimpin-pemimpin masa depan itu tercipta Negara Indonesia yang sejahtera, makmur, dan aman sentosa.
  • Alasan pribadi (baca: alasan sebenarnya): Yah karena tembus SPMBnya gampang aja.


Penantianku buat dapet pacar ternyata nggak sesingkat yang aku duga. Udah semester 5 belum dapet juga. Rambut udah mulai tipis, jenggot udah mulai tumbuh (pinginnya sih biar dikatain mirip Dhani Ahmad tapi kata temen-temen aku mirip miyabi abis operasi kelamin), perut udah buncit lagi, nggak ada satupun cewek. Ke mana cewek-cewek di negeri ini? Sebenarnya sih cewek-cewek itu nggak ke mana-mana tapi pas liat aku, mereka pake jurusnya Malin Kundang. Berubah jadi batu! Jadi yang aku liat Cuma batu-batu aja.



Tuhan kirimkanlah aku kekasih yang baik hati

Yang mencintai aku dan kantongku apa adanya.


Aku tetap optimis suatu saat pasti punya pacar. Dan keoptimisanku udah membuahkan bukti yang mengguncangkan dunia: AKU UDAH PUNYA PACAR!(apa kata dunia?)


Sekarang aku menunggu wisuda. Masa-masa paling nggak penting dalam hidupku. Mau jadi apa aku abis diwisuda nanti. Tapi aku tetep optimis kalo abis wisuda nanti ada orang yang meng-khilafkan diri ngasih aku kerjaan!





optimis!




jiwa muda waktu kuliah



Kenapa aku nulis ini? Karena tulisan ini nggak penting-penting banget