UKURAN dan “UKURAN”
Alkisah di Sabtu sore yang cerah, aku dan Cipluk pergi nonton bioskop. Cipluk baru aja dapet tiket bioskop gratisan dari tempat kerjanya. Aku yang biasanya Cuma nonton layar tancep (maksudnya bener-bener layar yang ditancepin di tanah trus diliat gimana bentuk layarnya, gimana nancepnya, trus bagus nggaknya motif layar yang ditancepin) nggak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Aku yang tak punya penghasilan ini mana bisa nonton bioskop.
Sesampainya di bioskop, aku dan Cipluk dihadapkan pada pilihan tersulit dalam hidup. Pilihan yang bisa jadi mengubah masa depan kami berdua karena menjadi
UKURAN keharmonisan hubungan kami berdua di masa depan. Kami harus milih film apa yang mau kami tonton. Di depan kami terpampang tiga film, ada film horror yang bener-bener nggak penting, film action yang nggak tau penting apa nggak, dan terakhir film komedi yang nggak penting-penting amat tapi bisa bikin ketawa.
Si Cipluk lebih milih nonton film horror yang bener-bener nggak penting itu. Alasannya biar kalo pas nonton dia takut dia bisa meluk aku gitu hehehe. Tapi bagi aku, nonton film horror sama aja nonton diri sendiri lewat cermin. Bener-bener nggak penting!
Aku harus ngambil keputusan. Aku manggil menteri dalam negeri, menteri pertahanan, dan yang terpenting menteri pendidikan nasional buat ngadain rapat dadakan. Setelah rapat yang alot didapat kesimpulan:
Mengingat:
- Tiket bioskop gratisan adalah hal yang langka dan kemunculannya tidak bisa diprediksi.
- Mendapatkan tiket itu melalui perjuangan tak kenal lelah melawan penjajah selama tiga setengah abad.
Menimbang:
- Film horror adalah film yang sangat tidak berprikehantuan karena memaksa hantu-hantu buat maen film.
- Film action adalah film yang tidak baek ditonton oleh manusia cinta damai seperti aku.
- Film komedi adalah film yang sangat baik bagi kesehatan jiwa karena bisa mempercepat penggilaan ( berasal dari kata dasar gila, mendapat imbuhan pe(nasal)-an, sehingga mempunyai arti proses menjadi gila) seseorang.
Memutuskan:
Demi stabilitas kondisi kejiwaan, dinyatakan film komedi sebagai film yang wajib ditonton. Pihak-pihak yang tidak menyetujui (baca: Cipluk) bisa mengajukan protes tetapi tidak akan mengubah keputusan yang sudah diambil.
Keputusan ini mulai berlaku pada hari dan jam diputuskannya.
Kota Bengawan, 23 Februari 2007 pukul 17.05
Atas nama orang-orang yang nggak penting-penting amat
Mblokodot minus Cipluk
Aku menang, kami nonton film komedi. Film yang mau kami tonton judulnya “ XL (Extra Large)”. Tag line-nya “antara aku, kamu, dan MAK EROT” udah bisa jadi UKURAN buat aku jadi penasaran. Bayangin, Mak Erot yang notabene idola lelaki sejagat maen film! Konon katanya orang-orang penting kayak Goerge W. Bush, Albert Einsten, sampe Christopher Colombus udah pernah berobat di situ. Kalau anda-anda pernah liat film Borat, nah…. Si aktor yang meranin Borat (sori aku lupa namanya, abis namanya susah) itu adalah bukti kesaktian Mak Erot. “UKURANnya”di film itu gede banget. Tetanggaku juga pernah berobat ke Mak Erot. Waktu itu, tetanggaku dikasih ramuan ma Mak Erot. Ramuan itu buat diolesin di daerah kepriaan (semacam daerah kewanitaan tapi buat pria). Di rumah, pas waktu mo ngolesin ramuan itu di daerah kepriaannya, sang tetanggaku ini dengan tanpa rasa bersalah menidaksengajakan diri kesandung dan jatuh. Ramuan yang dibawanya tumpah dan mengenai wajah sang tetanggaku itu. Memang pada akhirnya, ramuan itu berhasil ngegedein “UKURAN” tapi bukan daerah kepriaannya melainkan HIDUNGNYA. Bila anda-anda ingin yang besar, panjang, dan tahan lama hubungilah tetanggaku. Percayalah, Dia bisa memuaskan anda-anda semua dengan… HIDUNGNYA (maaf ya tetanggaku yang baik….dan berhidung besar hehehe).
Si Cipluk ngedumel terus di dalam bioskop. Katanya aku ini lelaki mesum, noda hitam dalam keluarga, perusak generasi muda, bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla! Tapi ternyata pas dia liat tu film malah dia yang lebih banyak cekikikan. Huh nggak malu ama omongan sendiri!
Aku sebenarnya maklum kalo Cipluk sewot ma tu film. Cipluk yang dari kecil udah “putih” pasti nggak terbiasa dan nganggep tema ngegedein “UKURAN”yang ditawarin “XL (Extra Large)” itu terlalu vulgar, erotis, dan sadis. Tapi, bagi aku yang udah “abu-abu”, hidup berkalang dosa, dan udah sering bernafas dalam lumpur (terutama saat nyemplung dalam got) tema kayak gitu aku anggap biasa aja. Malahan, kalo temen-temenku yang udah masuk ranah “hitam” nonton tu film pasti mereka nganggep tema film itu nggak ada apa-apanya. Mereka pasti nganggep tu film nggak selevel ma “Tarzan X”, “Bandung Lautan Asmara”, “Solo Lautan Asmara”(baru mo tayang dengan pemeran utama berinisial MBL, sekarang filmnya masih dalam proses sensor), dan “My Erotic Grand Ma”(walah-walah nggilani banget).
Sebenarnya film itu nggak penting-penting amat. Malah aku agak kecewa karena ternyata film itu nggak seratus persen komedi (ada unsur dramanya), lagipula idolaku Mak Erot nggak tampil di film itu. Tapi kekecewaanku sedikit terobati dengan kemunculan Sarah Sechan yang berperan sebagai keturunan Mak Erot bernama MAK SIAT. UKURAN kreatifitas si pembuat film dapat dilihat dari pemberian nama pada tokoh ini. Aku salut ma Sarah, dia bisa meranin tokoh itu dengan baik, mungkin memang bakat alamnya. Pemain-pemain laen juga maen baek dan pantes dapat CITRA…body lotion.
Film ini bercerita tentang seorang cowok (Jamie Aditya) yang karena suatu keadaan yang rumit harus menikah ma cewek maniak (Dewi Sandra). Cewek itu nuntut si cowok buat bisa muasin hasratnya setiap saat. Si Cowok bingung karena “UKURANnya” yang kecil nggak mungkin bisa muasin Si Cewek. Oleh karena itu, dia dibantu teman-temannya bekerja keras membanting tulang mencari cara ngegedein “UKURAN”.
Menurutku, UKURAN Film yang berhasil bisa dilihat dari bisa tidaknya film itu ngebuat penontonnya mikir tentang pesen-pesen yang mo disampein ma si pembuat film itu. Contohnya sebagai berikut.
- Film drama dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir lebih dalem tentang makna kehidupan.
- Film horror dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir-mikir dulu buat pulang lewat kuburan ato di rumah sendirian malam-malam.
- Film bokep dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir bahwa dia adalah calon kuat kandidat penghuni penjara karena kasus perkosaan.
- Film percintaan remaja dikatain berhasil bila setelah nonton film itu, orang-orang jadi mikir betapa begonya dia mo nonton film kayak gitu, hehehe.
Film ini aku anggap berhasil karena bisa bikin aku mikir. Setelah nonton film ini, aku jadi mikir betapa pentingnya “UKURAN” bagi seorang cowok. Pentingnya “UKURAN” bagi cowok sama pentingnya dengan mahkota bagi seorang raja, sabuk WWE Heavy Weight Champion bagi John Cena, pedang mata terbalik bagi Kenshin Himura, menjadi Hokage bagi Naruto, ato menjadi khalifah pengganti sang khalifah bagi Iznogoud (Udah pernah baca komiknya belum?). “UKURAN” itu jadi simbol kejantanan. “UKURAN” bisa jadi sebab retaknya hubungan antara suami istri. Bayangin, vital banget bukan?
Aku nebak banyak cowok yang punya pikiran kayak aku. Tapi apa semua cowok mikir gitu ya? Apa kalo “UKURAN” udah besar, cowok jadi perkasa? Gimana kalo “UKURAN” besar tapi nggak tahan lama? Trus, apakah cewek-cewek juga pada mentingin hal kayak gitu? Apa keharmonisan rumah tangga cuma ditentuin ama itu doang? APA INIII… APA ITUUUUUU……….?
Aku terus sampe pada satu kesimpulan. “UKURAN” emang penting bagi cowok tapi nggak penting-penting amat. Banyak hal yang lebih penting dari “UKURAN” misalnya otak, skill, ability, dan tanggung jawab (sayangnya aku nggak punya itu semua hik..hik..hik).
Bagi anda-anda (baik cewek ato cowok) yang masih menganggap “UKURAN” itu amat sangat penting sekali, anda jangan merasa bersalah. Anda cuma berpotensi jadi maniak. Bagi anda-anda (cowok) yang merasa “UKURAN” anda terlau kecil janganlah berkecil hati (udah “UKURANnya” kecil, hatinya kecil, parah amat?) masih ada setitik harapan (cuma setitik lho, jangan berharap terlalu banyak). MAK EROT selalu ada untuk anda. Lagipula sekarang kan banyak barang komplementer yang bisa ngegantiin “Adek” anda. Barang kayak gitu banyak dijual lewat internet.
Film pun bubar, aku jadi nggak gitu konsen ma tu film karena kebanyakan mikir. Kami pun keluar menyongsong masa depan. Aku pergi ke parkiran, kuambil motor lalu kuboncengin Cipluk. Kami keliling kota Bengawan sampe akhirnya kutambatkan motorku di sebuah pasar Malam. Di Pasar Malam itulah akhirnya dengan sangat terpaksa kukeluarkan modal dari dompetku untuk menghidupi Si Cipluk di pasar Malam (merananya dompetku). Uangku untuk hidup sebulan habislah sudah (merananya hatiku).
Demikianlah sebuah cerita tentang “UKURAN”. Viva Mak Erot!
Berdasarkan kisah nyata,
Mblokodot
Alasan aku nulis ini karena tulisan ini nggak penting-penting amat
Mudah-mudahan aja Cipluk nggak baca tulisan ini